Mengapa tabir Bait Suci terbelah saat kematian Yesus?
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, Matius 27:50-51
Ada peristiwa unik yang terjadi tepat saat kematian Yesus, yaitu "tabir Bait Suci terbelah dua". Ini bukan peristiwa kebetulan. Kita akan membahas mengapa kejadian itu terjadi.
Ruang Maha Kudus Dan Hari Raya Pendamaian
Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.
Dari umat Israel ia harus mengambil dua ekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
Kemudian Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan dengan demikian mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya. Imamat 16:2-6
Dan pendamaian harus diadakan oleh imam yang telah diurapi dan telah ditahbiskan untuk memegang jabatan imam menggantikan ayahnya; ia harus mengenakan pakaian lenan, yakni pakaian kudus.
Ia harus mengadakan pendamaian bagi tempat maha kudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu.
Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka." Maka Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Imamat 16:32-34
Setiap tahun orang Israel harus mengadakan Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur). Imam Besar akan masuk ke tempat Maha Kudus dibalik tabir atau tirai pemisah, tempat Allah hadir.
Sebelum Kematian Yesus, Kita Terpisah Dari Allah
Sejak manusia jatuh dalam dosa, kita terpisah dari Allah. Apabila melihat Allah, manusia akan mati. Hal ini yang membuat imam besar yang bertugas pada Hari Raya Perdamaian harus betul-betul menguduskan diri dan membakar korban bagi dirinya. Itupun belum cukup. Imam besar harus memenuhi ruangan dengan asap ukupan, sehingga tidak akan melihat tutup perdamaian dari tabut perjanjian, karena Allah hadir disitu.
Kaki imam besar juga diikat dengan tali yang menjumbai sampai keluar ruangan. Karena jika mereka mati di dalam Ruang Maha Kudus, imam lain yang berada diluar ruangan dapat menarik mayatnya keluar.
Jadi bukan sesuatu yang mudah untuk masuk ke hadirat Allah saat itu. Penuh resiko dan hanya satu orang setiap tahun. Ruangan tempat Allah berada adalah dibalik tabir atau tirai pemisah.
Saat Kematian Yesus, Tabir Bait Suci Terbelah
Hari Raya Pendamaian sebenarnya adalah nubuatan akan adanya Imam Besar yang menjadi perantara antara kita dan Allah. Tabir yang terbelah menandakan bahwa nubuatan itu telah tergenapi. Tidak perlu ada tirai pemisah antara tempat Kudus dan tempat Maha Kudus. Karena Imam Besar yang sesungguhnya telah sah.
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Ibrani 4:14-16
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, Ibrani 7:25-26
Disini kita melihat, bahwa kematian Yesus di atas kayu salib adalah puncak dari kemenanganNya, dan awal dari kebebasan kita. Sehingga kita dapat dengan leluasa memohon langsung dan masuk ke hadirat Allah.